Pernahkan
mendengar istilah gluten? Mungkin ada sebagian yang sama sekali belum
tahu, walaupun akhir-akhir ini sudah semakin marak istilah tersebut
diperkenalkan. Gluten adalah sejenis protein yang biasanya terdapat
dalam tepung-tepungan. Definisi menurut Wikipedia, Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat darinya) beberapa serealia, terutama gandum, gandum hitam, dan jelai.
Dari ketiganya, gandumlah yang paling tinggi kandungan glutennya.
Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung.
Jadi bila kita makan makanan dari produk gandum, maka otomatis kita juga
mengkonsumsi gluten.
DIHINDARI
Ada
sebagian orang yang justru menghindari gluten. Gluten dihindari karena
dapat menyebabkan alergi dan intoleransi. Alergi sederhana dengan
gejala: gatal, mata berair, batuk, ruam kulit, pilek, atau diare. Gejala
ini terjadi segera sampai beberapa jam setelah mengkonsumsi atau
menghirup tepung yang mengandung gluten. Alergi ini terjadi karena
antibodi IgE, bereaksi terhadap gluten yang dianggap sebagai benda asing
allergen, sehingga menimbulkan efek alergi. Cara mencegahnya adalah
menghindari makanan yang mengandung gluten. Jadi kalau kita alergi
gluten, maka resikonya kita harus menghindari semua kue-kue yang terbuat
dari tepung.
Intoleransi
gluten, berbeda dengan alergi. Intoleransi atau sering disebut penyakit
seliak (coeliac disease) adalah penyakit keturunan yang bersifat
permanen, dimana konsumsi gluten akan menyebabkan kerusakan usus halus
sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Masuknya gluten ke dalam saluran pencernaan akan menyebabkan reaksi
autoimun (menyerang sistem kekebalan sendiri) yang merusak lapisan
pelindung dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan lapisan usus yang
berjonjot-jonjot menjadi rata sehingga kurang mampu menyerap nutrisi
makanan, yang akhirnya berakibat pada malnutrisi. Jika alergi gluten
disebabkan oleh reaksi antibodi IgE, penyakit seliak disebabkan oleh
reaksi antibodi IgA dan IgG.
Biasanya gejala penyakit seliak pada anak mulai tampak setelah anak diberi makanan tambahan yaitu sekitar usia 4-6 bulan. Bila makanan tersebut mengandung gluten, maka akan timbul keluhan berupa sulit buang air besar, diare, kembung, dan sering rewel.
Biasanya gejala penyakit seliak pada anak mulai tampak setelah anak diberi makanan tambahan yaitu sekitar usia 4-6 bulan. Bila makanan tersebut mengandung gluten, maka akan timbul keluhan berupa sulit buang air besar, diare, kembung, dan sering rewel.
Gluten
juga sering dihubungkan dengan penyakit Autis. Anak yang menderita
penyakit Autis dianjurkan untuk melakukan diet bebas gluten dan Kasein.
Hal ini dikarenakan pada anak Autis biasanya mengalami kelainan pada
usus, yaitu ditemukannya lubang-lubang kecil pada mucosa usus dan
meningkatnya permiabilitas usus yang dikenal dengan ”Leaky gut”. Gluten
dan Kasein adalah protein yang susah dicerna, terutama karena bocornya
mucosa usus sehingga mengakibatkan masuk ke sirkulasi darah. Protein
berupa rantai Peptide tersebut dapat masuk ke otak dan menempel pada
reseptor opioid, dan berubah fungsi menjadi morfin yang dapat
mempengaruhi susunan syaraf pusat dan mengakibatkan perubahan perilaku.
Penderita penyakit ini juga harus menghindari semua makanan yang
bersumber dari gluten.
DICARI
Gluten dapat dianggap sebagai inti protein tepung. Gluten berbentuk kenyal dan dapat bercitarasa mirip daging. Konon
gluten pertama kali ditemukan pada awal abad ke-7 Masehi oleh pendeta
Budha di Tiongkok. Ketika itu, para pendeta yang enggan meninggalkan
kelezatan daging berupaya keras menemukan protein nabati sebagai
substitusi daging. Karena di daratan Tiongkok banyak terdapat ladang
gandum, para pendeta tersebut akhirnya bereksperimen dengan membuat
adonan sederhana dari tepung gandum dan air. Saat meremas dan mengolah
adonan itu di dalam bak air, mereka menemukan sesuatu yang baru.
Ternyata tepung kanji itu hanyut di dalam air. Semakin keras digiling
dan diremas, semakin banyak tepung kanji yang terpisah dan hanyut di
dalam air, Hasilnya, tersisa sebuah bahan yang kenyal dan mengandung
protein yang cukup tinggi. Setelah dimasak, bahan kenyal yang kemudian
dikenal dengan nama gluten ini berubah wujud menjadi bahan bertekstur
lembut mirip daging.
Gluten
kemudian menjadi bahan andalan penganut Vegetarian yang masih ingin
merasakan lauk daging, tanpa melanggar aturan Vegetarian yang
mengharuskan penganutnya hanya makan sumber nabati saja. Protein yang
dikandungnyapun takkalah dengan protein daging. Saat ini banyak juga
restoran-restoran Vegetarian di kota-kota besar yang menyajikan menu
layaknya olahan daging dengan bahan gluten seperti soto, rawon, sate
dll. Keunggulan daging tiruan gluten diantaranya:lebih aman dari
kontaminasi bakteri maupun virus yang sering menyerang hewan ternak,
tahan lama disimpan tidak cepat membusuk dan murah karena terbuat dari
tepung dengan harga terjangkau.
Cara
membuatnya cukup mudah. Siapkan 1 kg tepung terigu berprotein tinggi
(dintaranya merk Cakra), air 2 liter untuk merendam dan larutan air
garam untuk menguleni. Uleni adonan sedikit demi sedikit dengan larutan
garam sampai adonan kalis. Bulatkan adonan, rendam dalam air sampai
terendam dan diamkan 4 jam. Remas-remas adonan dalam air mengalir sampai
air bilasan jernih, dan menjadi adonan yang kenyal,lalu kukus adonan
.Maka silakan menikmati masakan sate dengan daging imitasi gluten bagi
anda yang tidak alergi, intoleransi maupun menderita Autis.**
No comments:
Post a Comment